MOCOPAT, KOCOBENGGOLO

Administrator 31 Oktober 2017 08:12:01 WIB

 Komat kamit mulut mengguman, melantunkan bait-bait tembang. Kadang didendangkan ringan tanpa beban. Tak jarang dihayati sampai relung hati, bergetar hingga air mata berderai deras. Itulah tembang mocopat, sebuah rangkaian karya sastra yang tersusun berdasar patokan guru gatra, guru lagu dan guru wilangan. Berjenjang sebelas, memiliki makna yang sangat dalam, filosofis dan kadang berdaya magis.

Mocopat sendiri berasal dar ”mocone papat papat” . Bisa juga bermakna Maca Asipat. Yang agak dalam, mocopat bisa bermakna Janmo Koco Asifat (cerminan sifat manusia).

Maskumambang

Maskumambang menjadi pratanda dimulainya kehidupan manusia di dunia, tembang macapat ini memberi gambaran tentang janin dalam kandungan ibu ketika sedang hamil. Arti kata Maskumambang sendiri banyak yang memaknai sebagai emas yang terapung (emas kumambang), juga sering disebut sebagai maskentir (emas yang terhanyut).

Tembang Maskumambang banyak digunakan untuk mengungkapkan perasaan nelangsa, sedih, ketidakberdyaan, maupun harap-harap cemas dalam mensikapi kehidupan.

Mijil 

Seorang anak yang terlahir atau wiyos atau mijil dari gua garba ibu, digambarkan dengan tembang mijil.. Sifat tembang macapat mijil adalah welas asih, pengharapan, laku prihatin dan tentang cinta. Tembang Mijil banyak digunakan sebagai media untuk memberi nasihat

 

Kinanthi

Kinanthi berasal dari kata dikanthi-kanthi (diarahkan, dibimbing, atau didampingi).

Tembang kinanthi memberi gambaran seorang remaja menuju usia dewasa, oleh karena itu watak tembang macapat Kinanthi adalah senang, kasmaran dan asih

Sinom

Dalam bahasa jawa Sinom bisanya digunakan untuk menyebut daun asam yang masih muda, beberapa kalangan mengartikan Sinom sebagai si enom, isih enom (masih muda).

Sifat tembang Sinom adalah bersemangat, bijaksana dan sering digunakan untuk piwulang (mengajari) dan wewarah (membimbing)

Asmaradana

Macapat Asmaradana merupakan salah satu tembang yang banyak menggambarkan gejolak asmara yang dialami manusia.

Sering digunakan untuk mengungkapkan perasaan cinta, baik untuk lagu sedih karena patah hati, kecewa cintanya ditolak, pasangan bahagia, maupun sebuah pengharapan pada pasangan.

Gambuh

Watak dari tembang gambuh diantaranya adalah  Sumanaksumadulur dan  Pitutur . Sebagai salah satu tembang yang memuat berbagai nasihat, tembang macapat Gambuh biasanya digunakan oleh para orang tua untuk menasihati anak-anaknya agar bisa menempatkan sesuatu pada tempatnya bisa memberikan sesuatu sesuai dengan porsinya (adil)

 

 

 

Dhandanggula

Dhandhanggula berasal dari kata dhandhang yang berarti burung gagak yang melambangkan duka, dan dari kata gula yang terasa manis sebagai lambang suka. Kebahagiaan dapat dicapai setelah sebuah pasangan dapat melampaui proses suka-duka dalam berumah tangga. Kebahagiaan dapat dicapai setelah sebuah pasangan dapat melampaui proses suka-duka dalam berumah tangga sehingga akan tercapai cita-citanya, cukup sandang, papan dan pangan. Seseorang yang sedang menemukan kebahagiaan dapat diibaratkan lagunya dandanggula.

 

Durma

Sifat-sifat buruk digambarkan tembang macapat Durma. Durma bagi beberapa kalangan diartikan sebagai munduring tata krama

Memang sudah seharusnya ketika manusia dalam kondisi kecukupan ia akan bersyukur, namun pada kenyataannya justru seringkali ia bersifat sombong, angkuh, serakah, suka mengumbar hawa nafsu, mudah emosi dan berbuat semena-mena terhadap sesamanya. Sifat-sifat buruk inilah yang mungkin digambarkan dalam tembang Durma.

Pangkur

Pangkur yang juga berarti mungkur (mundur/mengundurkan diri), memberi gambaran bahwa manusia mempunyai fase dimana ia akan mulai mundur dari kehidupan ragawi dan menuju kehidupan jiwa atau spiritualnya

embang macapat Pangkur banyak digunakan pada tembang-tembang yang bernuansa Pitutur (nasihat), pertemanan, dan sayang. Dalam tembang ini juga berbicara tentang kegembiraan dan pengendalia hawa nafsu. Meski demikian tembang macapat Pangkur juga sering digunakan dalam tembang-tembang asmara.

 

 

Megatruh

Megatruh merupakan salah satu tembang macapat yang menggambarkan tentang kondisi maunisa di saat sakaratul maut. Kata megatruh sendiri dipercaya berasal dari kata megat/pegat dan ruh, yang artinya berpisahnya antara jiwa dan raga

Kematian menjadi hal yang paling ditekankan dalam tembang Megatruh, proses dimana setiap makhluk hidup di dunia pasti akan mengalaminya, proses yang menegangkan sekaligus menyakitkan bagi banyak orang, proses terbukanya gerbang menuju kehidupan yang tak pernah ada akhirnya.

Pucung

Badan wadag yang telah ditinggalkan oleh ruhnya biasanya akan dirawat dan disucikan sebelum ia dikembalikan dari asalnya yaitu rahim ibu pertiwi Jasad akan dimandikan dan dibungkus dengan kain mori putih sebagai lambang kesucian.

Tembang t Pucung merupakan satu tembang yang digunakan sebagai pengingat akan datangnya kematian. Hadirnya manusia di dunia yang sementara ini akan ada satu masa titik akhir dimana ia harus berpisah dengan segala yang ia cintai semasa hidup. Harta benda, keluarga, pangkat dan jabatan tidak bisa ia bawa sebagai bekal dalam menghadapi hari akhir.

By Bambang Gatot Nugroho

Belum ada komentar atas artikel ini, silakan tuliskan dalam formulir berikut ini

Formulir Penulisan Komentar

Nama
Alamat e-mail
Kode Keamanan
Komentar